Kala itu, di tahun 2009, Pemimpin Redaksi (Pemred) Pk identitas-Kanda Iqbal Jafar-berbicara empat mata dengan saya. Ia meminta saya menjadi staf iklan untuk Kanda Haryati Harnang, yang saat itu menjadi manager iklan. Saya tak begitu paham dengan posisi ini, namun karena jiwa saya sudah melekat di identitas, saya pun menyanggupi.
Bersama kanda yati, saya melewati beragam kisah. Saya belajar banyak hal darinya. Hal yang tak bisa saya lupakan dari seorang K yati adalah semangatnya yang pantang menyerah. Ia tak menyerah di awal kegagalan dalam melobi pihak pengiklan. Ia terus berjuang dan meyakinkan mereka agar mempercayai identitas sebagai media promosi yang layak. Go Fight, itulah istilah yang sering terlontar dari mulutnya. Penuh semangat, menjadikan dia inspirasi saya dalam mengejar Iklan untuk identitas.
Berawal dari sana, saya mulai banyak mengetahui tentang dunia promosi dan iklan untuk media. Secara perlahan saya mulai tertantang untuk mencari pundi-pundi kehidupan untuk biaya operasional identitas selama setahun. Maklum, identitas termasuk organisasi yang membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Setelah setahun mendampingi kanda yati, akhirnya di tahun 2010, saya harus mengisi posisi manager iklan. Tantangannya semakin berat. Atas permintaan kanda Hidayat Doe, yang saat itu menjadi Pemred 2010, saya pun mulai mengejar target iklan untuk identitas. Target yang saya capai tentunya berdasarkan hasil rapat Kerja. Dan di rapat tersebut saya dan peserta rapat yang lain memutuskan akan mencapai target dua iklan warna setiap bulan. Alhamdulillah, tuhan pun mengijinkan program kerja tersebut terlaksana. Beberapa pengiklan dari luar pulau sulawesi pun mempercayai identitas sebagai media promosinya. Beberapa klien iklan yang tercatat di identitas yakni dataprint dan PT Bayer. Klien Lokal pun juga turut memeriahkan iklan di identitas. beberapa diantaranya: Grahamedia dan Percetakan Maiqi.
Beberapa kerjasama dengan pihak luar pun dimanfaatkan oleh identitas. Tentunya kerjasama yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, pengabdian dan penelitian. Kerjasama yang berhasil dilaksanakan oleh bagian iklan pada saat itu adalah resensi buku dengan pihak Penerbit Erlangga dan Penerbit Andi. Kerjasama ini menguntungkan dari segi pendidikan karena setiap buku yang diresensi menjadi hak milik identitas secara cuma-cuma.
Saya sebagai Manager Iklan, melihat adanya peluang pada saat Pelantikan Rektor. Saya pun memanfaatkan momen ini dengan mengusung terbitan identitas awal bulan april untuk edisi Ucapan Selamat Pelantikan Rektor. Bukan hal yang mudah, karena sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, saya harus melaksanakan kewajiban Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Selama dua minggu di Kabupaten Bantaeng. Bersyukur, Tim Posko saya pada saat itu memahami tanggung jawab saya di identitas, mereka pun mengizinkan bila saya harus Bolak balik Makassar-Bantaeng. Pada saat itu, saya harus mengendarai yamaha Mio dengan kecepatan 80 Km/Jam menuju ke Makassar. Demi mengontrol iklan yang masuk dan menyesuaikan dengan space identitas. Sebuah tanggung jawab besar bagi saya, dan saya pun tak mengindahkan nilai nyawa saya pribadi. Tak hanya Nyawa, tapi Saya harus bertarung dengan kondisi dan supervisi PBL. terpaksa, dengan bantuan Tim Posko PBL saya, Posko Bombong, Saya berhasil bermain Petak Umpet dengan Supervisi.
Kerja keras bagian iklan juga harus dibuktikan di edisi pengumuman SNMPTN.dan menurut hemat saya, bukan hal yang mudah melewati masa-masa pengumuman. Saat itu, semua Teman di Jurusan memasuki Eforia Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saya pun berniat menunda KKN, dan beberapa teman di Jurusan pun menyayangkan keputusan saya. Namun, Setelah Berpikir dengan matang, saya pun kemudian banting setir. Saya merasa Mampu Melaksanakan KKN sambil meng-organize kawan-kawan untuk edisi tahunan ini. Kemudian, saya pun menjalani KKN, namun sekali lagi saya harus bolak balik Bone-Makassar. Berbeda dengan tim posko PBL saya ketika di Bantaeng, tim Posko KKN saya tidak respek dengan kondisi saya pada saat itu. Akhirnya Hubungan dengan teman-teman di Posko Awang Tangka, Kurang Harmonis. dan Sempat menyisakan Tragedi dengan Koordinator Kecamatan, Hendra, yang pada Saat itu menjabat sebagai ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Renang Unhas. Namun, berkat toleransi dari supervisi saya yang juga bergelut di bidang kemahasiswaan Unhas, Pak cido (dosen sejuta umat di unhas), saya pun mendapat pemakluman untuk menunaikan tanggung jawab ini.
lolos ke Makassar bukan Hal yang mudah. Karena melalui proses yang tak mudah, pengejawantahan ketakmudahan itu saya aplikasikan dengan melaksanakan tanggung jawab dengan serius.
Salah satunya, ketika naskah pengumuman harus disambut di bandara, saya pun terjun langsung menemui Pembantu Rektor I, Bidang Akademik unhas. Sekira sejam saya menunggu Prof Dadang A. Suriamiharja di pintu kedatangan bandara. seorang diri dari identitas sambil duduk menyila, Prof Dadang pun muncul dari pintu kaca. saya pun dengan gerakan cepat menghampirinya dan ia pun dengan ramah menyapa dengan senyum ramahnya. Ia pun mengajak saya menuju ke Unhas dengan tumpangan mobilnya. saya pun mengiyakan dan bercerita banyak dengannya.
suasana pengumuman SNMPTN mulai memanas, ketika naskah pengumuman SNMPTN dalam bentuk Hardcopy. padahal, tak ada waktu banyak untuk melakukan scanning. walau demikian, Prof Dadang tetap menyemangati kami dengan bersabar dan melakukan scanning. Tak lama, sekitar Pukul 16.00, naskah pengumuman SNMPTN dalam bentuk Softcopy sudah kami terima. namun, lagi-lagi tuhan memberikan kami cobaan. Format naskah tersebut dalam bentuk Pdf. dan identitas tak dapat melakukan copy langsung ke program PageMaker. Kami pun mulai kehabisan akal. Dalam Keadaan hampir putus asa, bersama Kanda yani, saya pun menuju Tribun Timur, tempat identitas di cetak. saya bermaksud menyemangati teman-teman yang telah menuangkan waktu dan tenaganya tuk edisi pengumuman tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar