About Me

Foto saya
makassar, Sulawesi selatan, Indonesia
Saya mencintai petualangan... otomatis saya menyukai tantangan.. Go Fight!

Translate

Minggu, 10 Maret 2013

Yang Muda, Yang Menikah

Akhirnya kami memutuskan menikah. Di zaman modern menikah di usia 20 an tahun terbilang cepat dan menuai pertanyaan dari berbagai pihak. Entah terinspirasi dari apa, saya pun memutuskan inilah waktunya. Dengan dukungan dari orang tua yang sangat setuju dengan ide kami ini, akhirnya kami mengikat hubungan kami melalui tali pernikahan. Namun, menikah di kalangan suku bugis, bukanlah hal yang sederhana. begitu banyak prosesi yang harus disepakati oleh kedua belah pihak keluarga hingga ijab qabul dapat berjalan sesuai rencana.
Ketika mahasiswa, saya terbilang orang yang mementingkan kehidupan berorganisasi. hidup yang sibuk dengan berbagai urusan dan karir. Banyak yang tak akan menyangka saya akan memilih menikah di usia yang lebih mudah, mengingat kehidupanku semenjak mahasiswa terbilang sibuk dan aktif. Saya juga bukan tipe feminis, atau wanita yang pandai menjaga penampilan maupun tahu dandan. Maklum kehidupan ketika mahasiswa dihabiskan tidur di kampus dan lebih banyak di jalan. Sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain selain kehidupan organisasi dan kuliah.
Teman-teman seumuran di sekelilingku enggan memilih keputusan seperti ini. Menurut mereka, kehidupan seperti ini terlalu berisiko. Apalagi saat itu, saya dan suami baru saja menyelesaikan kuliah. Bila diukur dari kemapanan, kami belum mapan dari segi materi. diantara kawan-kawanku banyak yang memilih karirnya, karena pertimbangan mereka, pernikahan tanpa kemapanan seperti berada di tengah laut yang ombaknya sangat tinggi. Namun, saya mencoba melakukan tuntunan petunjuk dariNya.
Setelah ijab qabul pernikahan, kehidupan baru ku pun dimulai. Walau terhitung masih seumur jagung, beberapa suka dan duka telah kami jalani bersama dan hal itulah yang membuat kisah pernikahan kami memiliki romantika dan keunikannya. Yang unik adalah saya memiliki tugas baru sebagai seorang istri. Padahal sebelumnya kehidupan  yang saya miliki terbilang cuek. Mulai dari menyeduhkan kopi di pagi hari, melipat pakaian, mencuci pakaian hingga menjemur kasur, bantal dan maupun karpet. kebiasaan yang dulunya selalu berantakan, mengikuti kebiasaan suami yang tidak terbiasa dengan pakaian yang terhambur kemana-mana. Namun, satu hal yang saya senangi darinya adalah dia tidak pernah mengkritik masakan yang  saya buat untuknya. Walaupun tidak terlalu pandai memasak dan belum mengetahui makanan kesukaannya, setiap hari saya mencoba mencari tahu kesenangannya.
Pernah ia menegurku karena pakaian di lemari tidak rapi. sehingga ia kesulitan menemukan pakaian yang diingininya. saya memang kurang lihai dalam urusan lipat melipat baju. Cerita seperti inilah yang menjadi bumbu pernikahan kami.  
Walaupun ini masih awal dan terlalu muda, saya berharap kami bisa saling mendukung dalam keadaan suka dan duka. Terima kasih Tuhan telah memberikan kehidupan baru yang kamipun masih samar-samar di dalamnya.

Minggu, 03 Maret 2013

Indonesia cantik 2012

Taman Bunga Borobudur, Jogjakarta.

Lukisan Ilustrasi pencurian bagian badan stupa candi Borobudur, Jogjakarta.

Lukisan pemimpin Indonesia dari masa ke masa di candi Borobudur, Jogjakarta.

Seni membatik simbol keanggunan wanita Indonesia.

Deretan candi Borobudur yang megah dan elok.

Potongan ukiran yang menceritakan sejarah masa lalu di candi Borobudur, Jogjakarta.