Beberapa tahun terakhir,
masyarakat sangat senang memilih artis sebagai wakil rakyat mereka ketimbang
memilih calon lain yang mungkin saja memiliki kompeten namun kurang familiar. Hal
ini tentu menjadi sebuah diskursus yang menarik. Apakah bisa sosok yang
biasanya berprofesi sebagai penghibur dan terbiasa dengan kehidupan mewah nan
glamour mewakili suara-suara rakyat kecil. Tahu apa mereka soal harga bawang
yang selangit ? ataukah gaji pas-pasan yang bahkan untuk membeli pakaian setiap
bulan pun tidak tercukupi. Apakah mereka tahu susahnya rakyat kecil jika bbm
naik? Lantaran biaya angkutan umum yang ikut-ikutan naik ?.
Kegetiran saya cukup beralasan. Para
pemilih wakil rakyat senang memilih mereka yang wajahnya familiar di layar
kaca. Saya berpendapat rakyat kita sangat hobi menonton ketimbang membaca Koran
harian yang memuat opini para penulis yang kompeten. Dan diantara
penulis-penulis itu boleh jadi ada yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Namun,
bukan masalah familiar atau tidak, hanya saja masyarakat menyia-nyiakan hak
politik mereka dengan memilih calon karena alasan tenar dan familiar, bukan karena
kompetensi. Bersyukur saja jika sang popular memiliki latar pendidikan yang
berkualitas. Nah, bagaimana jika mereka yang terpilih tidak bisa meninggalkan
kehidupan mewah mereka ? darimana negara dapat membayar harga keterwakilan
mereka padahal kita adalah negara miskin.
Tidak sedikit artis yang membanting setir menjadi wakil rakyat terlibat dalam kasus korupsi. tak hanya itu, artis yang memiliki suami dan kerja di pemerintahan tidak sedikit yang terlibat dalam kasus korupsi. Bisa jadi ini menjadi salah satu pembuktian bahwa mereka menjadi wakil rakyat dan tidak dapat meninggalkan kehidupan mewahnya. Bagaimana mungkin seorang wakil rakyat hidup lebih mewah dari orang-orang yang mereka wakili. Lalu bagaimana Negara harus membayar mereka untuk waktu yang mereka habiskan menyuarakan rintihan rakyat kecil ?. saya berharap, wakil rakyat adalah mereka yang sederhana, namun memiliki kompetensi dan mau bekerja untuk rakyat.
Tidak sedikit artis yang membanting setir menjadi wakil rakyat terlibat dalam kasus korupsi. tak hanya itu, artis yang memiliki suami dan kerja di pemerintahan tidak sedikit yang terlibat dalam kasus korupsi. Bisa jadi ini menjadi salah satu pembuktian bahwa mereka menjadi wakil rakyat dan tidak dapat meninggalkan kehidupan mewahnya. Bagaimana mungkin seorang wakil rakyat hidup lebih mewah dari orang-orang yang mereka wakili. Lalu bagaimana Negara harus membayar mereka untuk waktu yang mereka habiskan menyuarakan rintihan rakyat kecil ?. saya berharap, wakil rakyat adalah mereka yang sederhana, namun memiliki kompetensi dan mau bekerja untuk rakyat.